Apa Itu Filsafat?

Wednesday 23 March 2016

Apa Itu Filsafat?

Apa Itu Filsafat?
Filsafat dianggap sebagai sesuatu yang sulit dipelajari ataupun dimengerti oleh rakyat biasa. Atau dipandang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Padahal, pada setiap hari dapat kita jumpai jejak-jejak atau potongan-potongan pikiran filsafat.

Sebutlah buruh A dia telah bekerja selama 20 tahun lebih disebuah pabrik. Ketika pertama kali bekerja dia mendapatkan upah sebesar 10.000 rupiah dengan pengawasan seorang mandor yang merupakan tentara dari kodim tempat pabriknya berada. Sementara itu buruh tidak boleh berserikat pada masa itu. Kemudian kondisi berubah, buruh boleh berserikat namun hanya dalam serikat yang berada dalam kendali pemerintah dan pengusaha. Paska itu reformasi datang demikian juga perubahan. Upahnya menjadi beberapa ratus ribu rupiah. Tentara juga sudah tidak menjadi mandor dan mulai bermunculan serikat-serikat buruh baru. Sekarang upahnya telah mencapai satu juta rupiah perbulannya. 

Dari hasil pengamatan sehari-hari-nya dia bisa dapat berpikir bahwa segala sesuatu itu berubah, tidak langgeng. Ini nyatanya adalah sepotong pikiran filsafat, menurut ilmu filsafat inilah pikiran dialektis, yang merupakan bagian dari suatu sistim filsafat dialektika.

Namun demikian selama 20 tahun bekerja dia masih saja kesulitan untuk menyekolahkan anaknya. Demikian juga dia masih tinggal dirumah kontrakan dan belum mampu memiliki rumah sendiri. Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya masih tetap saja sulit dilakukan walau jaman dan waktu sudah berubah. 

Demikian pemikiran yang berasal dari pengamatan sehari-hari bahwa segala sesuatu tetap tidak berubah, semua tetap dan langgeng. Pikiran semacam inipun, merupakan sepotong pikiran filsafat. Dan dalam ilmu filsafat ini dikenal dengan pikiran stastis, merupakan sebagian dari sistim filsafat metafisika, dalam pengertian non-dialektis.

Suatu pikiran filsafat itu dilahirkan dari pikiran-pikiran yang hidup dalam perjuangan manusia sehari-hari untuk mempertahankan dan memperbaiki kehidupannya dan mempertinggi martabat kemanusiaan. Sungguhpun demikian, pikiran filsafat tidaklah sama dengan pikiran yang hidup sehari-hari. Di antara keduanya terdapat perbedaan kualitas atau sifat. Pikiran sehari-hari itu adalah khusus dan kongkrit. Sedangkan pikiran filsafat, yang merupakan penyimpulan dari pikiran-pikiran sehari-hari yang mencerminkan kenyataan-kenyataan khusus dan kongkrit, dan bersifat hakiki, umum dan abstrak.

Mereka yang tidak pernah belajar filsafat atau tidak punya pegangan pada suatu sistim filsafat tertentu, akan menjadi bingung dan tidak dapat menjawab kehidupan sehari-hari, dan ia akan selalu diombang-ambing oleh perkembangan situasi. Disinilah letak salah satu arti penting dari hubungan filsafat dengan kehidupan kita sehari-hari, apalagi bagi perjuangan klas buruh. 

Tidak memiliki sistim filsafat tertentu bukan berarti tidak bisa hidup, tapi hidupnya akan selalu dalam keadaan meraba-raba atau terombang-ambing oleh keadaan. Lagi pula banyak orang, secara tak sadar memegang sebuah sistim filsafat tertentu, bagi mereka yang hidup tanpa pegangan filsafat tertentu, sadar atau tidak selain mudah terombang-ambing oleh keadaan, juga mudah terjerumus ke dalam dunia mistik atau dunia spekulatif, yang tak lain adalah perjudian, yang lebih banyak kegagalan daripada keberhasilan, ia suka bersikap avonturis atau labil.

Filsafat dapat memberikan pedoman hidup karena pikiran-pikiran filsafat dapat memberikan petunjuk kepada kita untuk mengenali hal-hal yang khusus dan konkrit yang selalu kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Suatu sistim filsafat mencerminkan keadaan dunia semesta ini (alam masyarakat dan pikiran) secara menyeluruh, mendasar dan umum, atau sebuah sistim filsafat itu menyatakan keadaan dunia secara teori; dan dengan teori itu kita gunakan untuk memecahkan masalah-masalah konkrit dan khusus yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari termasuk juga yang dihadapi dalam perjuangan dan serikat buruh. 

BACA JUGA:
Buruh Dan Masa Depan Bangsa
Galang Kekuatan Buruh, Hadang Pengancam Demokrasi
Benarkan Kenaikan Upah Mengakibatkan Pengangguran?
Upah Dan Buruh
Regionalisasi Upah Politik Rezim Memecahbelah Gerakan Buruh
Kelas Dan Perjuangan Kelas
Gerakan Buruh Adalah Perjuangan sejati Menuju Perubahan
Lahirnya Imperialisme Belanda Di Indonesia

0 komentar: