Kongres ke-7 World Federation of Trade Union (WFTU) atau Gabungan Serikat Buruh Sedunia resmi digelar di Durban, Afrika Selatan. Kongres kali ini mengusung tema “FORWARD! FOR THE ATTAINMENT OF THE CONTEMPORARY NEEDS OF THE WORKING CLASS AND THE EMANCIPATION OF WORKERS AGAINST POVERTY AND WARS GENERATED BY THE CAPITALIST BARBARITY” (Terjemahan bebas: Lanjutkan! Untuk Mencapai Kebutuhan Kelas Buruh Yang Kontemporer Dan Kesetaraan Kaum Buruh Melawan Kemiskinan Dan Peperangan Yang Diciptakan Oleh Kebiadaban Kapitalis).
Turut hadir sejumlah delegasi dari Konfederasi Kongres Aliasnsi Serikat Buruh Indonesia (KASBI). KASBI mendapat sambutan yang hangat dari Congress of South African Trade Union (COSATU), salah satu serikat buruh di Afrika Selatan dan sekaligus sebagai tuan rumah pada kongres WFTU kali ini.
Sunarno, Sekretaris Jenderal Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) didampingi oleh Simon, S.H, Koordinator Departemen Hubungan Internasional KASBI menyampaikan pidato politik di hadapan 1200 Peserta kongres yang terdiri dari 111 negara di 5 benua.
Berikut pidato pilitik Sekjen Kasbi:
Kawan-kawan seperjuangan,
Pertama-tama, perkenalkan saya Sunarno sebagai Sekretaris Jenderal Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Indonesia (Konfederasi KASBI) mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan semua atas waktu dan kesempatan menyampaikan pesan solidaritas dari organisasi kami KASBI dalam forum resmi sidang umum Kongres WFTU.
Adalah suatu kehormatan bagi kami untuk berpartisipasi dalam Kongres ke 17 WFTU di Durban - Afrika Selatan. Kami juga menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada kawan-kawan tuan rumah sebagai panitia Kongres WFTU Afrika Selatan, yaitu Serikat Buruh COSATU dan serikat buruh afiliasinya, kawan kawan menyambut dengan heroik dan menerima kami dengan hangat.
Dalam momen yang sangat berharga dan penting ini, kami, Konfederasi KASBI sebagai serikat buruh yang bewatak progresif, militan, internasionalis dengan lebih dari 138.000 anggota di Indonesia, ingin menekankan komitmen kami untuk membangun gerakan penyatuan serikat buruh internasional yang kuat, militan dan berorientasi pada kelas buruh dalam pertarungan melawan sistem kapitalisme dan imperialisme yang semakin menyengsarakan rakyat kecil, kaum buruh, tani, dan masyarakat miskin lainya.
Dalam momen yang sangat mulia ini, Konfederasi KASBI ingin menekankan komitmen kami untuk membangun hubungan yang kuat dan kerjasama dengan semua kawan-kawan anggota WFTU di seluruh dunia. Konfederasi KASBI menyadari bahwa di bawah penindasan kapitalisme dan imperialisme, maka semua kaum buruh di setiap negara harus bersatu padu dalam membangun gerakan buruh yang kuat untuk melawan sistem kapitalisme dan imperialisme tersebut.
Kawan kawan pimpinan serikat buruh anggota WFTU yang kami hormati...
Dalam banyak aspek, situasi di Indonesia tidak memiliki banyak perbedaan dengan negara negara lain. Pemerintah Indonesia dengan agenda neo-liberalnya telah gagal untuk memberikan kemakmuran dan kebebasan bagi seluruh rakyat. Indonesia dengan kekayaan tanah air dan sember daya alam yang melimpah telah di gadaikan kepada kaum kapitalis dan di jarah oleh para eli elit penguasa. Dengan sistem kapitalis dan agenda neoliberal, kemiskinan dan penindasan semakin dalam menancapkan kukunya di Indonesia. Kebijakan tenaga kerja murah telah membuat kemenangan delapan jam sehari tidak memiliki arti lagi karena pekerja dipaksa bekerja lembur untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Semua kebutuhan dasar menjadi semakin mahal dan tidak terjangkau bagi buruh dan rakyat. Situasi ini muncul sebagai konsekuensi dari kebijakan pemerintah yang berorientasi ke pasar dan menghamba kepentingan kapitalis. Kami percaya bahwa situasi yang sama juga terjadi di banyak negara. Tidak akan ada kemakmuran dan kebebasan bagi orang di bawah kapitalisme dan neo-liberalisme.
Oleh karena itu dalam Kongres KASBI yang ke 4 di tahun 2015 yang lalu, Konfederasi KASBI telah menegaskankan komitmen kami untuk melawan kapitalisme dan sekaligus menurunkan prinsip prinsip perjuangan yang terangkum dalam 10 tuntutan atau program perjuangan dalam memerangi neo-liberalisme.
Ini 10 tuntutan atau program perjuangan dalam akronim Indonesia menjadi SEPULTURA (Sepuluh Tuntutan Buruh dan Rakyat).adalah sebagai berikut :
- Hapuskan Sistem kerja Kontrak dan Sistem outsourcing
- Tolak Kebijakan Murah Buruh! Terapkan Upah Layak Nasional!
- Tolak PHK, Union-Busting dan Kriminalisasi Buruh!
- Laksanakan Hak Buruh Perempuan dan Lindungi Buruh Migran Indonesia!
- Adili dan penjarakan Pengusaha Nakal!
- Berlakukan Jaminan dan Perlindungan Sosial, BUKAN Asuransi Sosial!
- Tanah dan Sumber Daya Alam untuk kesejahteraan Rakyat!
- Lawan Privatisasi! Bangun Industri Nasional dibawah kontrol Rakyat
- Pendidikan dan Layanan Kesehatan Gratis untuk Semua Orang!
- Turunkan Harga Kebutuhan Dasar Rakyat (sembako).
Akhirnya, kami ingin memberi hormat dan menyapa semua kawan-kawan anggota WFTU dan berharap Kongres ke-17 ini, kedepan WFTU akan menjadi tempat kesatuan bagi semua orang yang tertindas di dunia dalam perjuangan melawan sistem kapitalisme dan imperialisme. Kami percaya bahwa dalam gerakan buruh yang kuat dan militan seperti yang ditunjukkan oleh WFTU selama bertahun-tahun, maka kemenangan kelas pekerja akan dicapai.
Demikian kami sampaikan!
Salam hangat dari kami anggota Konfederasi KASBI di seluruh Tanah Air Indonesia.
KASBI: MUDA BERANI MILITAN!
LONG LIVE WFTU!
Hidup Buruh!
KASBI adalah salah satu serikat buruh tingkat nasional yang ada di Indonesia dan saat ini merupakan satu-satunya serikat buruh yang berafiliasi dengan WFTU. KASBI adalah serikat buruh kedua setelah Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), salah satu federasi serikat buruh di Indonesia di jaman pemerintahan Soekarno yang pernah berafiliasi dengan WFTU.
Sunar menuturkan, meskipun KASBI masih relatif baru sebagai anggota WFTU, tetapi kawan kawan COSATU dan perwakilan buruh dari negara negara lain sangat heroik dan riuh ketika melihat KASBI sebagai perwakilan buruh Indonesia dapat mengikuti kongres WFTU yang ke 17. "Ini adalah suatu kehormatan bagi KASBI dapat turut serta mengikuti kongres WFTU untuk pertamakalinya," lanjut Sunar.
Presiden Afrika Selatan Jacob Gedleyihlekisa Zuma menyampaikan pidato pada Kongres ke-17 WFTU |
Kongres ketujuh WFTU akan membahas laporan Kegiatan WFTU dari 2011-2016, laporan keuangan, rencana aksi 2016-2020 dan pemilihan pimpinan WFTU. Kongres dibuka sejak kemarin, tanggal 5 Oktober 2016 dan akan berlangsung hingga tanggal 8 Oktober 2016. Tampak pula dihari pertama, Presiden Afrika Selatan Jacob Gedleyihlekisa Zuma hadir dan turut menyampaikan pidato di hadapan peserta kongres. (iebe)
0 komentar:
Post a Comment