Sepak Bola, Sisi Lain Dari Che Guevara

Thursday 14 June 2018

Sepak Bola, Sisi Lain Dari Che Guevara

Hari ini ada yang cukup menarik untuk menjadi sudut pandang, bagi yang gemar belajar dari sejarah. 14 Juni, merupakan waktu lahirnya seorang tokoh besar revolusi kenamaan di jagad bumi ini. Siapa lagi kalau bukan Che Guevara.

Dan pada tanggal yang bersamaan (14/06/2018), secara resmi dibuka perhelatan olah raga akbar yang tidak asing lagi yaitu Piala Dunia yang diselenggarakan di RUSIA. Dan Laga pembuka Piala Dunia 2018 akan mempertemukan antara Rusia dan Arab Saudi.

Lalu hubungannya apa Piala Dunia dengan Che Guevara.

Semua orang tahu siapa Che Guevara. Tapi tidak banyak yang tahu kalau pemimpin revolusi ini sangat menggemari sepakbola.

Lelaki kelahiran Rorsario, kota yang juga jadi tempat kelahiran Lionel Messi, ini memang tahu betul bagaimana sepakbola mengurat-akar di nadi orang-orang Amerika Latin. Che mengetahui hal itu bukan semata karena dia orang Argentina. Dia tahu betul hal itu karena dia pernah berkeliling ke seantero Amerika Latin.

Pejuang yang jadi salah satu tokoh kunci revolusi Kuba ini mengunduh banyak pengalaman penting dari perjalanannya itu. Che sangat tergetar hatinya saat melihat tempat pengasingan (koloni) para penderita lepra di Peru. Di sana, dia bukan hanya merayakan ulang tahunnya yang ke-24, tapi juga mengunduh makna terdalam solidaritas umat manusia. Dari pengalamannya itulah dia menulis: "Bentuk tertinggi dari solidaritas dan loyalitas kemanusiaan muncul di antara orang-orang yang kesepian dan putus asa."

Pengalaman lainnya adalah sepakbola. Selama perjalanan panjangnya itu, Che sangat terbantu oleh sepakbola. Di mana pun dia singgah, sepakbola selalu menjadi cara komunikasi yang paling efektif. Di banyak tempat, Che bahkan menyempatkan diri bermain bola dengan rakyat setempat.

Dengan berbagai cara, perjalanannya keliling Amerika Latin itu mengajarkannya pada banyak hal, termasuk pentingnya sepakbola dalam menjembatani dan memahami jiwa rakyat Amerika Latin. "Selama perjalanan kami menggunakan sepakbola sebagai jembatan komunikasi dengan rakyat," ujar Alberto Granada, karib yang menemani fase kedua perjalanan Che itu.

Timbunan fragmen sepakbola dalam riwayatnya itulah yang membuatnya percaya bahwa sepakbola tak sekadar sebuah permainan belaka. Sepakbola, ujar Che, "adalah senjatanya revolusi."

Jika saja Che berkeyakinan bahwa sepak bola adalah sebagai senjatanya revolusi, maka kita pun harus memiliki keyakinan bahwa perhelatan sepak bola pada setiap piala dunia digelar harus dijadikan alat revolusi yang menyadarkan para pesepakbola dunia itu, bahwa dibalik kemegahan-kemegahan piala dunia ada penindasan dan penghisapan atas keringat kaum buruh. Bukan hanya di Indonesia, tetapi kaum buruh se-dunia.

Tentunya tidak akan mengalami kesulitan mengetahui dan memahami bagaimana event piala duni bisa terselenggara dengan begitu megah meriah. Disana (piala dunia) bukan sekedar meletakan nama sebuah negara, ada gelontoran uang miliaran dollar, ada dagang dan bisnis raksasa disana. Yang berdagang dan berbisnis tidak lain tidak bukan adalah para pengusaha. (Dhalban WD)

0 komentar: