Satu Dasawarsa Menggema, Roy Jeconiah Sahabat KASBI

Tuesday, 25 July 2017

Satu Dasawarsa Menggema, Roy Jeconiah Sahabat KASBI

Sore itu sound system berdaya 10 ribu watt meraung berdentum. Irama cadas menggelegar penuhi seisi GOR Jatiuwung, Tangerang. 

Sang musisi rock mendapat giliran genggam mik yang berdiri menodong suara khasnya alunkan 12 lagu yang terdaftar di selembar kertas putih. Menempel rapi di bawah tiga stand mik yang menantang. 

Roy Jeconiah sang legenda, yang pernah membawa grup band cadas BOOMERANG melambung di papan atas grup band rock Indonesia,  naiki anak tangga panggung berkarpet merah. 

Empat senar bas dibetot kompak, dari ujung fret kiri sampai ujung kanan berirama solid dengan jemari lincah yang menari. Hentakan senar dan bas drum, lik-lik melengking gitaris di sisi kanan dan kirinya, bakal hantarkan Roy dengan lirik lagu favorit di telinga massa KASBI, dan JECOVOX. Roy tidak sendiri. Roy bersama keluarga besar massanya. 

Roy bernyanyi garang bersama grup band JECOVOX yang siap terjunkan album keduanya. 

Mengenal Roy Jeconiah, alam pikir kita akan terbang melompat ke era musik rock 1990-an yang berjaya di pentas panggung musik dunia. 

Vokal rock yang khas bertenaga, akan membawa kita melayang berjingkrak, ke tiap jengkal realitas kehidupan dan kemanusiaan. Roy hadir di tengah kita, seperti memelototi video you tube jelajahi rekaman video klip di televisi. Tiap kali kita ganti chanel stasiun TV swasta baru-barunya muncul dari balik tabung hingga layar kaca. 

Favorit saya, Eric Martin Mr. Big, siapa tak kenal. Hard Rock, dan merdu. Bikin saya semakin kepincut.

Sebastian Bach Skid Row, Miljenko Matijevic Steelheart, Robert Plant Led Zeppelin, Steven Tyler Aerosmith, David Lee Roth, Sammy Hagar Van Halen, Ian Gilian Deep Purple, dan Freddie Mercury Queen. Sampai Jhon Bon Jovi, Axl Rose Guns ' N Roses. Mike Trump White Lion, Zack de la Rocha Rage Against the Machine, dan berderet nama besar vokalis grup band dunia. Dari berbagai era jelas melegenda, juga mengingatkan saya, tak kala terbesit vokalis rock dari jaman ke jaman. 

Dari tanah Rencong, sampai bumi Cendrawasih, Roy Jeconiah yang kita miliki. Roy juga tetap belajar sambil berkarya. Begitu pengamatan saya. Dari remang-remang sorot lampu panggung PRJ. Roy serius nikmati penampilan Om Iyek, vokalis gaek God Bless, sang legenda rock Indonesia, baru sebulanan yang lalu.

Satu Dasawarsa

Roy Jeconiah adalah sosok rendah hati. Idealisme bermusik berdetak di sekujur nadinya. Ia menjadi pembeda dari yang lainnya. Memujinya, kembali menengok siapa saya dan bukan siapa-siapa. Ia, menginspirasi saya. 

Saya memanggilnya, Bung Roy. Ini panggilan sejak pertama kali menyapanya. Saya berusaha sekuat tenaga memberanikan diri bertemu, dan berdiskusi renyah, serius, dengan aneka tema berjam-jam lamanya. 

Bersama Hubert Henry, saya, Sunar dan kawan-kawan ComradBand ketika itu, bilangan Pamulang, tempat BOOMERANG berkantor, kami ramai berbincang. 

Kongres II Konfederasi KASBI di Malang, adalah proposal permohonan undangan kami ketika itu. Tak tanggung-tanggung ingin memboyong rock star Indonesia, susuri kilometer panjang rel kereta api, dari Jakarta, sampai di kota Malang, Jawa Timur. 

Tahun 2007, sehabis konser beberapa jam kemudian, penguasa otoriter nomor satu di Indonesia, dikabarkan hembuskan nafas terakhir dari RSPP Jakarta. Ini ingatan sepuluh tahun silam. 

Dari atas panggung Halal Bihalal dan Deklarasi KASBI Banten, Minggu, 23 Juli 2017, sebuah kue tart bertancap angka 10 menyala tandai persahabatan penuh arti kami. Saya, tentu saja Sunar, terutama KASBI dan Bung Roy Jeconiah, ingin tunjukkan pada kawan semua. Persahabatan yang menjelujuri sekian peristiwa di berbagai momen. Di Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), Kongres KASBI di Karawang, May Day di depan Istana Negara, dan di tengah lebih dari lima ribuan orang bidan desa. Bahkan tak sedikit dari pelosok desa tak bersinyal, Bung Roy pun temui satu di antara ribuan lainnya, yang baru pertama kali datang ke Jakarta, demi perjuangkan hak kepastian kerjanya, berdemo tepat di depan Kementrian Kesehatan RI. Jalur arteri kedutaan besar, yang sempat tertutup hingga terpantau antrian mengular luar biasa.

Kehadiran Bung Roy dalam susana perjuangan KASBI menyatu dalam spirit perubahan dan kebersamaan.  Yang kami rasakan mengalir segar dengan budaya bermusik dan dukungan Bung Roy selama ini. Sehat selalu Bung. Tetap berkarya, God Bless You!

Satu Dasawarsa, sepuluh tahunan ini membungkus rangkaian tema, persahabatan, dan hadirkan rangkain cerita renyah, dan mungkin saja, akan bersambung lagi. Barangkali saat ini sedang tersimak dari posel yang tergenggam di tangan pembaca. (KBM).

Tangerang, 33 Juli 2017

MUDA BERANI MILITAN

0 komentar: