Dalam aksi yang digelar di Jakarta hari ini (30/10), Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) menyampaikan solidaritas untuk buruh korban kebakaran pabrik kembang api di Tangerang akhir-akhir ini. KASBI secara tegas mengatakan bahwa hal tersebut terjadi akibat mandulnya fungsi pengawasan pemerintah terhadap pengusaha-pengusaha nakal yang tidak patuh hukum.
"Turut berduka atas peristiwa itu, semoga saja ini membuka mata semua pihak terutama pemerintah yang gagal dalam menjalankan pengawasan." Tutur Ketua Umum Konfederasi KABSI, Nining Elitos.
Nining Elitos menilai reaksi pemerintah yang grasak-grusuk pasca kejadian itu menunjukan peran pemerintah layaknya pahlawan kesiangan. Menurutnya, pengawasan dan langkah pencegahan mestinya dilakukan.
Lebih mengagetkan lagi lanjut Nining, kini baru terungkap sejumlah aturan yang dilanggar oleh perusahaan maut itu, mulai dari perizinan hingga pada kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang bermasalah.
"Pelanggaran terjadi begitu saja tanpa pengawasan dan penindakan sampai -sampai buruh yang jadi tumbal. Ini sangat memukul perasaan kami sebagai kaum buruh. Bagaimana bila itu menimpa anggota keluarga mereka (pemerintah)? Buruh bekerja untuk sejahtera bukan untuk menjemput ajal." Kata Nining.
Kasus serupa bukan kali pertama di kota yang jaraknya hanya beberapa kilo meter dari ibu kota. Di tahun 2013 silam terjadi perbudakan yang menimpa buruh pabrik panci. Sejumlah buruh disekap dan disiksa oleh majikan nya. Hal tersebut terungkap setelah salah satu buruh kabur dari rumah pemilik pabrik yang sekaligus jadi tempat untuk produksi panci. (Yuli/Echa)
0 komentar:
Post a Comment