Penghitungan Upah Lembur Yang Benar Menurut Aturan

Wednesday, 30 August 2017

Penghitungan Upah Lembur Yang Benar Menurut Aturan

Penghitungan Upah Lembur Yang Benar Menurut Aturan
Kerja lembur atau overtime adalah pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan, atas dasar perintah atasan, yang melebihi jam kerja biasa pada hari-hari kerja, atau pekerjaan yang dilakukan pada hari istirahat mingguan karyawan atau hari libur resmi.

Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 jam sehari untuk 6 hari kerja dan 40 jam dalam seminggu atau 8 jam sehari untuk 8 hari kerja dan 40 jam dalam seminggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah (Pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri no.102/MEN/VI/2004).

Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam/hari dan 14 jam dalam 1 minggu diluar istirahat mingguan atau hari libur resmi. Untuk melakukan kerja lembur harus ada perintah tertulis dari pengusaha dan persetujuan tertulis dari pekerja/buruh yang bersangkutan. Perintah tertulis dan persetujuan tertulis dibuat dalam bentuk daftar pekerja/buruh yang bersedia bekerja lembur  yang ditandatangani oleh pekerja/buruh yang bersangkutandan pengusaha.

Berdasarkan ketentuan Pasal 7 Peraturan Menteri no.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur pengusaha yang mempekerjakan buruh di luar jam kerja normal (lembur) berkewajiban untuk:
  1. Membayar upah kerja lembur.
  2. Memberi kesempatan untuk istirahat secukupnya.
  3. Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 (tiga) jam atau lebih. (Pemberian makan dan minum sebagaimana dimaksud tidak boleh diganti dengan uang).

Menghitung Upah Lembur


Mengetahui Hak – Hak Normatif Buruh 
Regionalisasi Upah, Politik Rezim Memecah Gerakan Buruh 
Sejarah Periodisasi Hukum Perburuhan 
Undang-Undang PPHI Jurang Kelam Bagi Kaum Buruh

Dasar untuk menghitung Upah lembur adalah upah per jam, bukan untuk upah per hari. Maka untuk menghitung berapa upah lembur yang harus diterima oleh seorang buruh/karyawan, upah upah per jam (upah dalam satu jam) harus dihitung terlebih dahulu. 


Rumus Upah satu jam adalah = UMK(UMP) x 1/173 atau UMK/UMP : 173

Rumus Upah Lembur :

Upah Lembur Jam pertama (L1) = 1,5 x Upah 1 jam
Upah Lembur Jam kedua (L2) = 2 x Upah 1 jam
Upah Lembur Jam ketiga (L3) = 3 x Upah 1 jam

Contoh:

UMP DKI Jakarta tahun 2017 sesuai SK Gubernur adalah Rp. 3.355.750,-
Upah satu jam = Rp. 3.355.750,- : 173 = Rp. 19.397,-
  • Upah Lembur jam Pertama (L 1) = 1,5 x Rp. 19.397,- = Rp. 29.096,-
  • Upah lembur jam kedua  (L2) = 2 X Rp. 19.397,- = Rp. 38.794,-
  • Upah Lembur Jam ketiga (L3) = 3 X Rp. 19.397,- = Rp. 58.191,-
Upah (Lembur) Hari Minggu dan Hari Libur Nasional

Apabila buruh/pekerja masuk kerja di hari minggu atau hari libur nasional, maka untuk satu jam pertama dibayar sesuai dengan upah lembur jam pertama. Jam berikutnya dibayar upah lembur jam kedua.

Contoh:
Buruh kerja 8 jam pada hari minggu atau hari libur nasional, maka upah yang didapat :
  • Upah 1 jam pertama (L1 X 1) = 1 x Rp. 29.096,- = Rp. 29.096,-
  • Upah 7 jam selanjutnya (L2 X 7) = 7 x Rp. 38.794,- = Rp. 271.558,-
  • Total yang diterima dalam 1 hari (minggu/libur nasional) Rp. 29.096,- + Rp. 271.558 = Rp. 300.654,-
Upah (Lembur) Hari Libur Nasional Yang Jatuh Pada Hari Minggu

Bila Buruh/Pekerja masuk bekerja, maka 1 jam pertama dibayar upah lembur jam kedua, dan selanjutnya perjam dibayar upah lembur jam ketiga

Contoh:
Buruh kerja 8 jam pada hari libur nasional jatuh pada hari minggu, maka upah yang didapat dalam 1 hari :
  • Upah 1 jam pertama (L2 X 1) = Rp. 38.794,- x 1 = Rp. 38.794,-
  • Upah 7 jam selanjutnya (L3 x 7) = Rp. 58.191,- x 7 = Rp. 407.337,-
  • Total yang diterima dalam 1 hari (libur nasional jatuh dihari minggu) = Rp. 446.131,-

0 komentar: